Selasa, 21 Mei 2013

Penilaian dalam Pendidikan Karakter



Langkah terakhir dari penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah menyiapkan konsep penilaian yang komprehensif. Pendidikan karakter yang efektif harus menyertakan sebuah program untuk menilai kemajuannya. Ada tiga jenis hasil yang patut diperhatikan.


Pertama, karakter sekolah. Pada level ini penilaian dilakukan untuk mengukur sampai batas apa  sekolah menjadi komunitas yang penuh kepedulian. Hal ini dapat dinilai, misalnya, dengan survei yang meminta siswa untuk menunjukkan sejauh mana mereka setuju dengan pernyataan seperti, "Para siswa di sekolah (kelas) ini menghormati dan peduli satu sama lain," dan "sekolah  (kelas) ini adalah seperti sebuah keluarga." Dengan kata lain yang pertama kali dinilai karakter sekolahnya. 

Kedua, perkembangan staf sekolah sebagai pendidik karakter. Aspek penilaian difokuskan pada komitemen staf sekolah - guru, tata usaha, dan dukungan personil lainnya – dalam mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka dapat lakukan untuk mendorong pengembangan karakter, komitmen setiap pribadi untuk melakukan hal tersebut, kemampuan untuk  melaksanakannya, dan  kebiasaan bertindak yang konsisten  atas kapasitas pengembangan mereka sebagai pendidik karakter. Pada tataran ini yang dinilai adalah keteladanan seluruh komponen sekolah selain siswa.

Ketiga, karakter siswa. Pada level ini penilaian dilakukan terhadap tiga ranah penting pendidikan karakter, yaitu nalar dan keputusan moral (moral reasoning and judgement), komitmen dan dukungan terhadap nilai-nilai moral (moral commitment), dan perilaku moral dalam bentuk karakter-karakter positif dalam diri siswa (moral behavior). 

Selama ini, penilaian pendidikan karakter umumnya baru menyentuh aspek nalar saja. Bentuk tes yang berupa pertanyaan atau pilihan semakin menguatkan bahwa penilaian baru menyentuh aspek kognitif siswa. Padahal, nalar siswa tentang karakter belum menunjukkan karakternya. Siswa yang mampu menjawab dengan benar pertanyaan “Bagaimanakah sikap yang seharusnya ditunjukkan saat bertemu dengan guru?” tidak bisa dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut hormat dan sopan terhadap guru.

Dalam artikel berikutnya, Insya Allah, akan disajikan masalah penilaian karakter ini secara lebih komprehensif.

0 komentar:

 
Design by Fauzan Ihsan Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons