Selasa, 21 Mei 2013

Video Pembelajaran Bahasa Inggris



Video Pendidikan Bahasa Inggris
Video 1


Video 2


Video 3


Video 4


Video 5
Common Daily Expressions


Video 6


Video 7

Video English Pronunciation

Video Pembelajaran Bahasa Inggris
Intro Ahmad Muhammad [Iefa] Ataani [Hanif & Lilis]



’Asyiqol Musthofa [Rosita] Sholatun [Lilis] Nurun Halla [Iefa & Khibar]



Zairur Roudhoh [Hanif] Madza Aqulu [Khibar] An-Nafsu Tobqi[Hanif_Lilis]



Ya Thoibah [Ahmad Ridho] Ya Robba Naa [ Hakim] Yaa ’Asyiqin [Ridho & Hakim]



Yaa Waridal Unsi [ Ridho] Yaa Badrotim [ Hakim] Yaa Abal Hasanain [ Ridho]



Thola’al Badru [Ridho Hakim] Ilahu Naa [Lukman Hakim] Penutup



Urgensi Pendidikan Karakter




Urgensi Pendidikan Karakter
Prof . Suyanto Ph.D


Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Spiritualitas dalam Pendidikan Karakter



Pada artikel sebelumnya, Blog Pendidikan Karakter telah menurunkan tulisan tentang langkah-langkah penerapan pendidikan karakter. Di antara langkah tersebut adalah merumuskan karakter yang akan dibangun kemudian mempromosikannya. 

Penilaian dalam Pendidikan Karakter



Langkah terakhir dari penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah menyiapkan konsep penilaian yang komprehensif. Pendidikan karakter yang efektif harus menyertakan sebuah program untuk menilai kemajuannya. Ada tiga jenis hasil yang patut diperhatikan.

Pendidikan Karakter Sebagai Pondasi Kesuksesan Peradaban Bangsa



Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Di lingkungan Kemdiknas sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya.

Kurikulum Yang Meng-Karakter-kan



Yang dibahas dalam posting ini adalah merumuskan kurikulum yang bermakna dan menantang bagi para siswa.

Pendidikan karakter kemudian memerlukan adanya kurikulum pembelajaran yang bermakna dan menantang yang menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk sukses.  Ketika siswa berhasil dalam tugas  sekolah dan merasakan  adanya kompetensi dan otonomi, mereka lebih mungkin untuk merasa dihargai dan diperhatikan sebagai seorang individu.

Promosikan Karakter Apa Yang Akan Dibentuk



Pendidikan karakter harus diawali dari promosi nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. Pendidikan karakter beranggapan bahwa nilai-nilai inti etika seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, mampu membentuk dasar karakter positif. 

Cara Menerapkan Pendidikan Karakter



Pendidikan Karakter makin ramai dibicarakan. Ini adalah kabar menarik dan menggemberikan. Pembicaraan pendidikan karakter di sekolah mulai merambah pada tataran operasional dengan mengintegrasikannya ke dalam semua mata pelajaran. Kini semua guru dituntut untuk mencantumkan target pembentukan karakter yang relevan dengan mata pelajarannya dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun.

Beri Kesempatan Siswa Untuk Berkarakter



Pendidikan karakter dilaksanakan dengan paradigma konstruktivisme.  Sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik. Secara etis dan intelektual  para siswa adalah pembelajar  yang konstruktif, mereka belajar sangat baik dengan cara mempraktekkan.

Senin, 20 Mei 2013

tes poto

Gambar 1 Gambar 2

My Son 1

Senandung Santri Versi Al-Banjari

Intro Ahmad Muhammad [Iefa] Ataani [Hanif & Lilis]



’Asyiqol Musthofa [Rosita] Sholatun [Lilis] Nurun Halla [Iefa & Khibar]



Zairur Roudhoh [Hanif] Madza Aqulu [Khibar] An-Nafsu Tobqi[Hanif_Lilis]



Ya Thoibah [Ahmad Ridho] Ya Robba Naa [ Hakim] Yaa ’Asyiqin [Ridho & Hakim]



Yaa Waridal Unsi [ Ridho] Yaa Badrotim [ Hakim] Yaa Abal Hasanain [ Ridho]



Thola’al Badru [Ridho Hakim] Ilahu Naa [Lukman Hakim] Penutup



Teori Konstruktivistik

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Teori Gestalt


Menurut pandangan teori gestalt seseorng memperoleh pengetahuan melaui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam struktur yang sederhana sehungga lebih mudah dipahami.

Teori Sibernetik



a). Landa
Landa merupakan salah seorang ahli psikologi yang beraliran sibernetik. Menurut Landa, ada dua macam proses berfikir. Pertama, disebut proses berfikir algoritmik, yaitu berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke suatu target tertentu. Jenis kedua, adalah cara berpikir heuristic, yakni cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target sekaligus.

Teori Humanistik


a).  Bloon dan Krathowl
Dalam hal ini, Bloom dan Krathowl menunjukkan apa yang  mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut;
1). Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu :
                             i.     Pengetahuan (mengingat, menghafal)
                           ii.     Pemahaman(menginterprestasikan)
                         iii.     Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)
                         iv.     Analisis (menjabarkan suatu konsep)
                           v.     Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
                         vi.     Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)

 
Design by Fauzan Ihsan Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons