Sabtu, 10 November 2012

Gabungan Metode Pengajaran langsung (Direct Method) dengan Permainan dalam Belajar Bahasa Inggris


Bahasa Inggris saat ini telah menjadi Bahasa Internasional. Setiap negara menggunakan bahasa ini sebagai alat untuk berkomunikasi dan menjalin suatu kerjasama antar negara dalam berbagai bidang. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa Bahasa Inggris juga menjadi bahasa yang penting dalam dunia pendidikan.
 
Di Indonesia, Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang harus dipelajari oleh peserta didik mulai dari kalangan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun, sebagian siswa menganggap Bahasa inggris merupakan mata pelajaran yang sulit, bahkan kadang terasa sangat membosankan. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. 

Sistem dan metode pengajaran Bahasa Inggris di sekolah harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang bahasa pertamanya adalah Bahasa Indonesia. Terutama bagi siswa SD, yang belum begitu memahami tentang Bahasa Inggris. Metode pengajaran bahasa yang tepat dan menyenangkan perlu dirancang untuk siswa SD. Seorang guru harus mampu memilih dan menerapkan metode pengajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris setiap hari. Banyak metode yang mudah yang bisa diterapkan dalam pembelajaran bahasa asing. Salah satunya adalah metode pengajaran langsung yang bisa digabungkan dengan permainan didalamnya.

Metode pengajaran langsung (Direct Method) yang sering disebut juga dengan metode Berlitz. Metode ini digunakan di sekolah-sekolah Berlitz sebagai metode utama pada sekitar tahun 1920 an. Semua sekolah Berlitz menggunakan metode langsung (Direct Method) dalam pengajaran bahasa asing di sekolahnya kemudian metode ini berkembang ke sekolah lainnya di Amerika dan Eropa yang secara rutin menerapkan metode ini. Direct artinya langsung. Direct Method atau metode langsung yaitu suatu metode pengajaran bahasa asing dengan cara guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa pertama peserta didik dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti oleh mereka, maka guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan lain-lain. Misalnya, guru mengajarkan kata-kata sederhana yang dapat dimengerti oleh siswa dalam Bahasa Inggris dengan menggunakan media yang ada disekitar (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa tersebut. Kemudian siswa mengucapkan kembali kosa kata yang telah didengarnya. Dalam metode ini, siswa praktek langsung mengucapkan kata-kata atau kalimat tertentu dalam Bahasa Inggris. Pada prinsipnya metode langsung ini merupakan metode utama dalam mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran lidah dalam pengucapan suatu kata asing. Meskipun pada mulanya terlihat sulit untuk menuirukannya, tetapi ini bisa memotivasi siswa untuk mempelajari Bahasa Inggris dengan mudah dan penuh semangat.

The very important idea of the child as an active learner and thinker, constructing his or her own knowledge from working with objects or ideas.(Piaget via Lynne Cameron 2001: 4)
Berdasarkan teori Piaget, seorang anak merupakan (active learner) atau pelajar yang aktif serta cenderung sangat tertarik jika dihadapkan pada sesuatu yang baru disekitar mereka. Berlandaskan pada teori tersebut, seorang guru harus mampu memanfaatkan keaktifan dan ketertarikan seorang anak dalam mempelajari Bahasa Inggris yang bisa di gabungkan dengan metode pengajaran langsung. Guru bisa mengajak siswanya untuk terus aktif saat proses pembelajaran berlangsung dengan cara bermain sambil belajar karena permainan adalah suatu hal yang disukai oleh anak-anak. Guru bisa membuat permainan yang berhubungan dengan pelajaran Bahasa Inggris. Misalnya, guru mengucapkan kata “pensil” dalam Bahasa Inggris, kemudian siswa mengucapkan kembali kata tersebut. Selanjutnya, guru membuat kotak kecil yang isinya adalah huruf alphabet diletakkan di depan kelas, setelah itu guru menyuruh siswa untuk menemukan kata-kata tadi dan menyusunnya di papan tulis. Keaktifan dan kecepatan dalam permainan menyusun kata ini sangat diperlukan sehingga siswa dapat termotivasi untuk lebih aktif lagi dalam pengucapan kosa kata baru dan menyusunnya kembali menjadi kata yang tepat.

Pada intinya guru memiliki suatu peranan yang sangat penting dalam setiap proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan harus mampu menciptakan suasana yang menarik dengan menggunakan metode yang tepat dalam mengajarkan Bahasa Inggris. Sehingga siswa mampu menguasai Bahasa tersebut sebagai bahasa asing dengan baik serta tidak membosankan bagi mereka.
Sumber:
Cameron, Lynne. 2001. Teaching Languages to Young Learners. United Kingdom: Cambridge University Press.
Richard, Jack C and Rodgers Theodore S. 2001. Approaches and Methods In Language Teaching. United States of America: Cambridge University Press.

0 komentar:

 
Design by Fauzan Ihsan Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons